Pages

24.3.11

Perjalanan Bayang

aku menarik tirai-tirai penghalang jendela di senja hari
ketika fajar turun memerah
bersirat perasaan kalut yang tak kunjung membeku

kusinggung garis khayalan, bergetar merambat laun
kudenting tuts piano, nada tinggi-nada rendah, nada rendah-nada tinggi, do-si-la-sol-fa-mi-re-do, do-re-mi-fa-sol-la-si-do
menatap kecemburuan dalam pandangan angan

aku mengangkat satu kakiku, dan menijakkannya kembali dengan perubahan tempat
dan menggesrek kaki lainnya dengan lemah
sampai tampak bagai arah petunjuk di pasir lembab

khayalku tersurat sebagai dalaman botol
yang mengombang-ambingkan dirinya sengaja tepat di deburan kencang ombak
retak saat membenturkan diri pada batu karang yang ajek dan kokoh

aku menengadah biru malam
tersebari butiran intan
satu-persatu kelopak terpejam pula
hingga terangkat suasana hingga sampai ke dalamnya samudera bayang




(Sabtu, 27 Maret 2010)

No comments:

Post a Comment