Sempat terpikir, bagaimana jika aku yang pergi?
Apa mungkin banyak yang menangis sedih atas hilangnya sosok diriku?
Atau mungkin mereka menangis wajar untuk seketika dan dengan cepat akan telah melupakanku?
Apa mungkin banyak yang menangis sedih atas hilangnya sosok diriku?
Atau mungkin mereka menangis wajar untuk seketika dan dengan cepat akan telah melupakanku?
Kematian merupakan hal yang sederhana
Waktu di mana aku akan terbaring; entah dalam damai, atau gelisah.
Saat-saat aku menanti penantian sesungguhnya di tengah heningnya alam baru
Termenung untuk disiksa olehNYA atas semua dosa yang tak pernah berat kujalani
Tersudut menunggu lantunan doa orang-orang terkasih
Gemetar, dingin, tenggelam di penyesalan mendalam, penyesalan yang sesungguhnya!
Waktu di mana aku akan terbaring; entah dalam damai, atau gelisah.
Saat-saat aku menanti penantian sesungguhnya di tengah heningnya alam baru
Termenung untuk disiksa olehNYA atas semua dosa yang tak pernah berat kujalani
Tersudut menunggu lantunan doa orang-orang terkasih
Gemetar, dingin, tenggelam di penyesalan mendalam, penyesalan yang sesungguhnya!
Doa yang baik, akan menggiringku dalam kedamaian
Menjadi sebuah pencahayaan di lorong alam baru yang lembab
Menggelar karpet merah untukku berjalan menyusurinya, terhanyut ketenangan
Mengistimewakanku di tengah rasa gelisah yang sebelumnya menghantui
Menjadi sebuah pencahayaan di lorong alam baru yang lembab
Menggelar karpet merah untukku berjalan menyusurinya, terhanyut ketenangan
Mengistimewakanku di tengah rasa gelisah yang sebelumnya menghantui
Aku ingin hidup bahagia setelah kematian
Ingin melihat jalan lurus nan mulus dihadapku
Dengan sinar doa dan pahala untuk penerang jalanku kembali padaNYA
Menimbun seluruh dosa yang menjadi benteng kebahagiaan
Beristirahat untuk selamanya
Meninggalkan dunia yang berliku kefanaan untuk sebuah tempat menunggu akhir alam semesta
Ingin melihat jalan lurus nan mulus dihadapku
Dengan sinar doa dan pahala untuk penerang jalanku kembali padaNYA
Menimbun seluruh dosa yang menjadi benteng kebahagiaan
Beristirahat untuk selamanya
Meninggalkan dunia yang berliku kefanaan untuk sebuah tempat menunggu akhir alam semesta
Aku kagum akan kesederhanaan sebuah kematian
Tuhan mengambil nyawaku yang kusewa seumur hidup
Tuhan menagih kembali cinta sejatiku padaNYA yang sering terabai demi cinta lain yang tak aral hanya selingan semata
Tuhan bertanya lewat perasaan
Tuhan kembali mengambil aku yang dulu dititipkan di tengah hangat kasih kedua orangtuaku
Tuhan mengambil nyawaku yang kusewa seumur hidup
Tuhan menagih kembali cinta sejatiku padaNYA yang sering terabai demi cinta lain yang tak aral hanya selingan semata
Tuhan bertanya lewat perasaan
Tuhan kembali mengambil aku yang dulu dititipkan di tengah hangat kasih kedua orangtuaku
Tak ada lagi kata percuma
Karena sang waktu, yang rajin dibuat percuma telah mengiringi sebuah hidup sebelum kematian
Karena sang waktu, yang rajin dibuat percuma telah mengiringi sebuah hidup sebelum kematian
Dan di kala waktunya tiba,
Akan kututup tirai salah, dan kubuka jendela kebenaran di baliknya
Demi damai yang sebenarnya
Akan kututup tirai salah, dan kubuka jendela kebenaran di baliknya
Demi damai yang sebenarnya
“Mengenang teman kami, alm. Anggi Herdiana (Rest in Peace)”
Thursday, 24 June 2010
No comments:
Post a Comment