Pages

10.2.19

Menulis...?

Sudah jarang saya nulis di blog ini. Alasannya adalah; saya selama ini bikin batasan yang jelas antara menulis dan mengobrol. Bertahun-tahun terakhir ini saya selalu punya teman terdekat yang bisa di-clinging-on to untuk segala keluh kesah, random thoughts, cerita sepele--seperti "barusan aku lihat kucing gendut guling-guling di depan kelas", kekesalan, dsb. Hari ini saya sadar, mereka manusia... yang gak selalu bisa dengar 24/7 apapun omongan saya. Dan saya juga sadar... apa yang saya tertarik untuk ceritakan belum tentu menarik untuk mereka dengar. Hari ini juga saya memutuskan untuk mulai aktif lagi menulis. Karena tulisan itu bertahan lebih lama, dan teriakannya tak bersuara. Artinya ia tak mengganggu. Kalau tidak dibaca, ya tulisan pasti tetap diam.

Mungkin ini alasan mengapa saya sangat menghargai tulisan orang. Biasanya saya memperlakukan--dan membaca tulisan orang dengan sangat hati-hati. Apapun bentuknya; pesan singkat, cuitan di Twitter/Facebook/Instagram/dll., puisi, lirik lagu, dsb. Tulisan itu ucapan yang matang. Matang dalam artian lontarannya pasti sudah melalui berbagai macam pertimbangan, dan segala proses revisi. Maka memperlakukannya bukan perkara membaca sekilas dan mengerti, tetapi memahami dan mendalami makna.


Katanya menulis itu obat. Obat untuk rasa sepi. Mengapa obat? Karena kita sedang mengakui dan menerima bahwa setiap kita itu sendirian, dan kesepian.

Kita sang penulis merasa sedang membuat sekian skenario di dalam pikiran, dengan diri sendiri. Kita dibuat paham dengan apa yang kita sendiri pikirkan dan rasakan, agar bisa mengartikulasikannya lewat rangkaian kata-kata yang tersusun rapi. Kita dibuat ingat dengan apa yang kita pernah ingat di momen-momen yang kita anggap penting di dalam hidup kita.
Tak hanya itu, walaupun tak langsung, siapapun yang membaca dengan mendalam akan lebih memahami siapa kita. Dan itu yang membantu kita untuk merasa tidak kesepian lagi. Setiap kata itu merepresentasi siapa saya...

Mulai hari ini saya ingin mencoba menulis lagi. Saya ingin berteman akrab lagi dengan diri saya sendiri. Sesepele apapun cerita saya, mungkin pembaca yang membaca sudah menyeleksinya dan memutuskan tulisan saya menarik bagi dia, dibandingkan asal memaksa berbicara ke orang yang tidak menganggap topik saya menarik sama sekali.

Hai, yang membaca! Terima kasih sudah mencoba mengenal saya lebih dekat. :)

No comments:

Post a Comment