Hi! It's been a while after my last post. Banyak alasan berhenti nulis khusus untuk blog beberapa tahun terakhir;
kurang wawasan, gak punya 24 jam internet, malas, dan yang paling
utama...terdistraksi
smartphone-dengan-apps-yang-(secara-sadar-diketahui)-tidak-penting-namun-tetap-digunakan.
Sesungguhnya saya tergolong orang yang merugi.
Whatever it is, let us move on to the
topic I am gonna be writing about today: INTERNATIONAL STUDENT EXCHANGE.
Mengapa saya menulis tentang ini? Karena
saya ingin berbagi kisah kepada netizen mengenai pengalaman saya hingga
mendapat kesempatan pertukaran mahasiswa ke luar negeri, khususnya ke Osaka,
Jepang. Tujuannya tergantung Teman-teman yang membaca; baik untuk sekadar
mencari motivasi, maupun untuk mencari informasi teknis. Kendati setiap
tahunnya prosedur atau teknis bisa berubah, tak dapat dipungkiri kisah tentang one
hand experience itu sangat membantu (setidaknya) untuk gambaran umum
tentang apa yang harus dilakukan.
Diterjemahkan secara harfiah, kita semua
akan langsung paham bahwa student exchange itu adalah
pertukaran pelajar, atau bisa juga disebut pertukaran mahasiswa untuk jenjang
perguruan tinggi. Umumnya, pertukaran pelajar berada di bawah payung kerjasama
antara satu universitas dan universitas lainnya, baik nasional maupun
internasional. Pada tulisan ini akan difokuskan pada pertukaran mahasiswa
internasional.
Umumnya pula, beberapa unversitas berkelas
internasional mengadakan program-program yang dibuka khusus untuk
pelajar-pelajar dari universitas mitra. Dalam kasus saya, Universitas Indonesia
memiliki perjanjian kerjasama dengan Universitas Osaka yang dikoordinasi oleh Kantor Internasional (International Office/IO). Sehingga memungkinkan saya, sebagai mahasiswa Universitas Indonesia,
untuk mendaftar program pertukaran mahasiswa OUSSEP (Osaka Unversity
Short-term Student Exchange Program). Untuk berpartisipasi pada program
ini, mahasiswa harus melalui beberapa tahap seleksi di antaranya: seleksi
internal dan seleksi eksternal.
1.
Seleksi Internal
Seleksi ini
diselenggarakan oleh Universitas asal supaya mereka yang menjadi delegasi memiliki
kualitas terbaik. Di UI, pihak IO memberlakukan dua tahap seleksi.
a. Seleksi dokumen
Seleksi ini sangat standar. Dokumen-dokumen yang
diperlukan adalah transkrip akademik dengan IPK >3.50, TOEFL >550, CV,
dan letter of motivation. Jika lolos,
calon peserta akan dihubungi via email
b. Interview
Interview umumnya dilakukan oleh tim khusus atau
bahkan pimpinan IO sendiri. Jika beruntung (karena pimpinan sibuk dsb.), tahap
interview akan dihilangkan dan calon peserta akan disortir berdasarkan dokumen
terbaik.
2.
Seleksi Eksternal
Seleksi ini
dilakukan oleh pihak universitas tujuan. Oleh karena itu persyaratan dan
standar kelulusannya pasti akan berbeda-beda. Untuk OUSSEP 2016, Universitas
Osaka mensyaratkan:
a. Transkrip akademik
b. Statement of purpose
c. Career goal
d. List of intended
courses
e. Reference letter
Umumnya (lagi), seleksi pertukaran mahasiswa
internasional sudah sepaket dengan seleksi beasiswanya. Beasiswa itu biasanya ditujukan
untuk memenuhi biaya hidup di luar negeri. Pada pertukaran mahasiswa ke Jepang,
beasiswanya adalah Beasiswa JASSO (Japan
Student Services Organization) dengan besaran 80,000 Yen/bulan.
Kendala pada student
exchange ke Jepang ini adalah bahwa JASSO baru akan memberikan uang beasiswa
satu bulan setelah kedatangan saya di Jepang. Akibatnya, saya harus menanggung sendiri
biaya hidup selama satu bulan pertama, yang berkisar kurang lebih Rp10,000,000—15,000,000.
Tak hanya itu, JASSO juga tidak mencover
biaya perjalanan (tiket pesawat) pulang-pergi yang besarannya sekitar Rp5,000,000—10,000,000/tiket.
Oleh karena itulah saya sedang berusaha mencari tambahan dana dari UI,
Kemristekdikti, dan perusahaan-perusahaan swasta. Perjalanan saya mencari
tambahan dana sangat panjang, hingga sekarang saya masih menunggu keputusan dari
universitas dan Kemristekdikti, juga masih baru akan mengirimkan proposal ke
perusahaan-perusahaan swasta. Semoga penantian saya berbuah manis! J
No comments:
Post a Comment