Pages

14.7.11

Aku Benci.........

Dua hal yang tampak sederhana tapi terasa sulit untuk dikaji lebih dalam.
Cinta dan benci? Aaaaaah... Bukan itu! Tebakanmu salah. Agaknya kau terlalu sering menyaksikan tayangan sinetron murahan yang sudah sekian lama disajikan di beberapa channel televisi di Indonesia.

Lalu apa?
Apa?
Ini masalah rasa benci dan yang satunya lagi. Aku pun tak bisa memberitahu apa nama yang tepat untuk hal-satunya-lagi tersebut. Mungkin dengan kalimat ini kau bisa mencerna maksudku dengan sempurna.
"Aku hanya seorang manusia biasa yang turut bahagia akan kebahagiaan orang lain dan benci akan sebuah kebencian."
 Aku yakin kau sering mendengarnya, bahkan terlalu sering mungkin. Kutipan ini sudah melanglangbuana ke seluruh sudut ruangan di bumi yang bulat ini, pencetusnya pun hanya dikenal dengan sebutan "Entah Siapa". Ada satu kalimat lagi yang sering kudengar dari nasihat beberapa teman yang sempat kutanya pendapatnya tentang masalahku (padahal sebenarnya aku pun sudah fasih untuk bersikap sebaik mungkin, yang pasti kupilih tanpa menimbulkan masalah lainnya).
"Untuk apa kau membencinya? Orang baik itu tak pernah membenci."
It's a questionable question. Do I have to keep questioning this question? Honestly, aku tak suka saran yang satu itu. Jika disuruh memilih, aku akan memilih kutipan pertama tanpa ragu sedikitpun. Itu pertanyaan yang sampai kapanpun takkan kujawab.

Kutipan pertama lebih tepat menjelaskan siapa aku. Karena sebetulnya, aku membencinya karena dia pun penuh dengan kebencian, terlebih orang itu membenciku. Lalu aku harus bersikap apa kalau banyak orang berkeyakinan bahwa orang baik itu tak pernah membenci? Orangtuaku mengajarkan aku harus menjadi seorang yang baik. Pak Mario Teguh dalam Mario Teguh Golden Ways dan di setiap statusnya pun mengajarkanku untuk seperti itu. Tapi ini sulit! Baik dalam arti apa?

Toh orang baik pun harus tetap membenci; benci akan sebuah kebencian dan di sisi yang lebih banyak turut bahagia akan kebahagiaan orang lain. Bagaimana kalau kebahagiaan orang lain yang dimaksudnya itu merupakan kebahagiaan karena ia telah berhasil membinasakan seseorang yang dibencinya? Dan dengan polos tanpa tahu apa maksud orang yang tengah berbahagia tersebut kau berkata, "aku turut berbahagia untukmu." Sungguh bodoh! Maka sebenarnya orang baik itu seperti apa?

Aku benci........ Ini semua akan berlanjut dengan deretan pertanyaan lain yang sama-sama akan dijawab dengan pertanyaan juga.

Oh ya, aku tahu, lebih tepatnya paham sesempurna mungkin apa definisi orang baik itu. Tapi takkan kuberitahu. Seperti laman sebelum ini, aku bercerita tentang rahasia. Baca saja, kau akan lebih mengerti kenapa aku tak akan memberitahumu. Terlalu banyak opini dan pikiran berbeda di dunia ini sehingga untuk menghargainya pun kau tak akan mau. Maka, tetap bertanyalah.


 14 Juli 2011

No comments:

Post a Comment