Harusnya hari ini ada kelas,
Kalkulus II, pukul 13:00 WIB. Sekarang pukul 15:59 WIB, sulit memilih antara
mengorbankan siklus recharge baterai
laptop, melanjutkan unduhan yang sudah 69%, atau udara kostan yang (sudah
pasti) lebih hangat. Akhirnya aku memilih untuk tidak mengorbankan siklus
recharge baterai Vayoku, mulai mengenakan jaket ringan yang tipis, sembari
menunggu bar-bar putih icon WiFi di taskbar kalau-kalau tiba-tiba simbol
tanda serunya hilang. Sejak diceritakan tentang siklus recharge baterai, aku (hampir) tidak pernah lagi memasang baterai
ketika menggunakan laptop di kostan atau di rumah. Aku juga tidak pernah mau
melepas charger sebelum baterai
terisi penuh. Agak berlebihan memang, tapi ya… daripada usia bateraiku
berkurang.
Brrr.
Dingin ya. Duh, jadi teringat perbincangan di tukang bubur Sabtu pagi kemarin
bersama Lydia. “Lyd, jalan ke IP dari sini jauh ga?”
“Ngga kok, kagok kalo naik angkot mah.”
Tiba-tiba
Oca bersuara, “udah mending ngangkot aja, Fath. Jauh.”
“Jangan
Pat, deket ih kagok ngangkot mah.”
Spontan
aku berbisik sambil terkikik, “iya lah kalo jalan sendiri kerasa jauhnya.”
Kurang
lebih tidak jauh beda dengan kondisi sekarang. Baterai baru terisi 32%
sementara Vayoku tidak terhubung dengan sinyal WiFi yang (padahal) sumbernya
berjarak hanya 2,5 meter di sebelah kananku, membuat video yang sedang “tanggung” kuunduh tadi gagal unduh. Sial.
Seharusnya sebelum memasang charger
kucoba dulu apakah Vayoku bisa terhubung dengan lancar, atau malah tidak. Pada
kenyataannya tidak. Wacana yang sedang kuketik ini berkesimpulan bahwa aku
terlanjur terkurung di tiga kondisi yang tidak enak: siklus baterai, unduhan
yang gagal, dan udara yang dingin.
Kisah
ini tidak berbobot. Seharusnya sejak dapat pemberitahuan bahwa tak ada kuliah
siang ini, aku langsung pulang. Tapi hey, kurasa Kau sudah sadar betapa uniknya
kelasku; lebih tepatnya, betapa uniknya teman-teman sekelasku. Hampir semua
dosen dan kakak tingkat yang sudah mengenal kami berkomentar sama. “kelas ini ngga kayak kelasnya anak matematika ya.
Biasanya anak-anak matematika kan serius.” Semua yang mengatakan itu, dengan
percaya diri aku simpulkan, menikmati suasana yang kami bawa. Itulah sebab mengapa
aku urung niat untuk pulang tadi siang. Tadi kami bermain tebak lagu dengan
gambar. Kreatif.
16:33.
Lihat! Ada kemajuan. Simbol tanda serunya sudah hilang. Ah tidak, simbolnya
muncul lagi, 16:34. Bagus! 16:35 koneksi berjalan lancar di saat baterai 47%
terisi.
16:40.
Maaf tadi aku tiba-tiba meninggalkan worksheet
ini selama 4 menit. Mengambil kesempatan mumpung masih ada orang lain yang
duduk di sini selain aku. Perempuan berkerudung merah mudah cerah, entah siapa.
Tadi kutitipkan saja semua barang bawaanku padanya sementara aku berlari ke
kamar kecil. 16:43, dia pergi, terima kasih.
Aku
menyerah. Kututup jendela YouTube
Downloader yang pada hakikatnya sedang mengunduh tiga video: 2 video
pertandingan Simon, 1 video pertandingan Taufik Hidayat. Mungkin aku akan masih
di sini sampai pukul 17:40 nanti. Tidak ada Zarra, tidak ada Bintang, tidak ada
anak-anakku yang pongo. Ruang ini sudah mulai gelap, orang yang berlalu-lalang
berkurang secara signifikan jika kaubandingkan dengan suasana pukul 15:59 tadi.
Sekarang
tepat pukul 17:00 dan sudah 64% bateraiku terisi. Aku ingin pulang. Sudahlah
biarkan aku menunggu sampai baterai terisi setidaknya 70%, syukur-syukur kalau
bisa lebih. Untungnya hujan turun lagi, lumayan deras. Setidaknya orang-orang
yang berlalu-lalang tidak akan terlalu beranggapan buruk.
Ah,
akhirnya ada dua orang datang, duduk di tempat ini. 17:15, 74%. Aku akan menunggu sampai mereka
beranjak dari sini.
Langit kian gelap untuk bocah kecil yang harus
pulang berjalan kaki
apalagi dengan hujan keras menemani
sandalku aus, Ibu,
jalan menarikku tergelincir, kemudian
(fr, 17:25, JICA)
17:31.
Orang-orang yang 16 menit lalu baru saja duduk masih belum beranjak. Waktuku
tinggal 9 menit lagi sebelum tepat pukul 17:40. Kali ini sudah waktunya aku
untuk menyerah total. Benar-benar harus menyerah meski baterai belum 100%
terisi. Baterai yang selama kurang lebih 1,5 jam kuhubungkan dengan sumber
listrik ini akan kusimpan untuk dipakai besok sore saat menyampaikan laporan
pertanggung jawaban MUMAS. Bukan berarti nanti malam aku tidak akan mengerjakan
tugas praktikum statistika dasar, bukan. Nanti malam Vayoku akan bertugas tanpa
baterai, langsung terhubung dengan sumber listrik, menge-run program SPSS.
17:39,
91%. Targetku terlampaui. Aku pulang.
Sumber WiFi Lt.1 FPMIPA
UPI, 19 Maret 2013
Fathia Ramadina